Senin, 08 September 2008

ANJING GIGIT ORANG ATAU ORANG GIGIT ANJING

1. Old journalistc cliché: Apa berita? Anjing gigit orang bukan berita. Kalau orang gigit anjing baru berita (sesuatu yang aneh).
2. Bagaimana wartawan menentukan “berita” dan “bukan berita”? Wartawan memiliki “insting” yang sudah terlatih untuk menentukan mana berita dan mana yang bukan berita. Insting terbentuk melalui pemahaman mengenai nilai berita (news values). Penelitian di AS: 12 editor televisi diminta mengklasifikasikan 64 berita berdasarkan nilai beritanya, hasilnya mereka mengklasifikasi berita-berita itu dengan cara serupa dan berita dengan nilai berita paling besar ditaruh pada posisi paling atas.

3. News hook atau news peg adalah suatu topik atau peristiwa yang hangat untuk mengkaitkan atau menempelkan berita. News peg atau news hook menjadi pertimbangan bagi wartawan mengapa suatu berita harus diturunkan saat ini.
4. Nilai berita atau news values adalah unsur yang menjadi pedoman bagi wartawan untuk menentukan apakah suatu peristiwa layak dipublikasikan/disiarkan. Apakah satu informasi memiliki nilai berita atau tidak tergantung dari nilai-nilai yang dianut wartawan (media), pengalaman dan pengetahuan wartawannya.
5. Berikut ini beberapa nilai berita. Semakin banyak unsur nilai beritanya, satu informasi akan semakin besar daya tariknya bagi pemirsa/pembaca.
• Sesuatu yang baru atau new: misalnya ditemukan spesies baru.
• Human interest: cerita mengenai manusia dan kehidupannya yang menyentuh emosi.
• Tren: kecenderungan perilaku, gaya hidup, dan perikehidupan manusia lainnya.
• Prominence (orang terkenal): informasi memiliki nilai berita prominence jika menyangkut orang penting atau organisasi penting. “Man makes news.” Semakin terkenal atau semakin penting orang itu semakin tinggi nilai beritanya. Jika Anda terjatuh ketika jalan tidak ada nilai beritanya, tetapi jika Presiden Megawati terjatuh adalah berita.
• Konflik: perselisihan atau perbedaan pendapat dua orang atau kelompok.
• Kontroversial: kasus-kasus perselisihan yang banyak mengundang perdebatan.
• Proximity (kedekatan): berita harimau sumatera lebih memiliki nilai berita dibandingkan berita mengenai harimau india.
• Drama: peristiwa atau kejadian yang membangkitkan emosi, seperti peristiwa penculikan anak balita.
• If it bleeds it leads (jika berdarah jadi berita utama): berita kriminal di televisi ratingnya tinggi.
• Seks: jurnalisme lher-nya tabloid Monitor, program televisi Bantal.
• Impact (dampak): peristiwa yang memberikan dampak besar pada audience lebih tinggi nilai beritanya. Peristiwa bisa dikeluarkannya kebijakan atau kejadian.
• Timeliness (waktu): informasi yang baru bernilai berita tinggi. “Baru” sangat tergantung dari sifat medianya. Kejadian seminggu yang lalu adalah “baru” bagi terbitan mingguan. Tetapi bagi media harian kejadian 24 jam sebelum terbit adalah baru.
• Aneh: orang gigit anjing.
• Development (pembangunan): di negara dunia ketiga setiap kegiatan “pembangunan” memiliki nilai berita

6. Ornop membantu wartawan mengidentifikasi topik yang bernilai berita, memberikan akses ke nara sumber, dan menyiapkan cerita menarik.

7. Ornop tidak menentukan sesuatu itu menjadi berita atau tidak, wartawan yang mengambil keputusan berdasarkan kriteria nilai berita dan jika ada manfaat/kepentingan bagi audience-nya. Meskipun demikian, hubungan yang baik dengan wartawan bisa membantu informasi yang disampaikan ornop dipublikasikan sesuai dengan keinginan ornop.

HONESTY-CREDIBILITY-TRUST-COVERAGE:
• Selain nilai berita perilaku nara sumber dan hubungan baik dengan wartawan sangat mempengaruhi apakah informasi yang akan disampaikannya akan dimuat/disiarkan. Hubungan yang baik secara personal dengan wartawan adalah kunci membangun relasi dengan media yang efektif.
• Kunci untuk membangun hubungan kerja yang baik dengan wartawan adalah membangun kredibilitas ornop atau staf-staf ornop.
• Kredibilitas dimulai dengan selalu bekerja (menyampaikan informasi, undangan, dan lainnya kepada wartawan) dengan akurat dan selalu jujur dengan media.
• Berjalannya waktu, kredibilitas membuahkan kepercayaan dari wartawan.
• Sekali sebuah ornop membangun reputasi “bisa dipercaya,” kemungkinan besar wartawan akan kembali lagi mencari staf ornop itu sebagai sumber faktamdan opini, wartawan akan lebih yakin akan kebenaran yang disampaikan staf ornop, dan lebih sering meliput kegiatan ornop itu.
• Membangun reputasi hingga bisa dipercaya bukan pekerjaan semalaman tetapi memerlukan waktu cukup lama dan usaha keras.
• Sebaliknya, usaha “mempengaruhi” media massa, misalnya, dengan menyimpan informasi (tidak diberikan kepada wartawan), mengeluarkan bahan-bahan bersifat mempromosikan diri sendiri/ornop sendiri, atau mencoba menghambat akses wartawan, memudarkan kredibilitas organisasinya.
• Tugas atau pekerjaan wartawan adalah mengisi halaman surat kabar atau majalahnya atau waktu siarannya (radio dan TV). Anda memiliki bahan-bahan yang mereka perlukan untuk tugas itu. Tugas Anda meyakinkan wartawan berita/informasi yang Anda sampaikan atau kegiatan yang Anda laksanakan sangat menarik untuk diliput dan penting diketahui pembaca/ pemirsa/ pendengar mereka. Tujuan Anda adalah membina hugbungan dengan meeka sehingga proses penyampaian berita/informasi menjadi lancar.
• Seharusnya komunikator, sebagai perantara antara media dan organisasinya, melancarkan aliran berita dan informasi bukannya mengontrolnya.
• Pemimpin organisasi secara regular “memaksa” (apakah dengan pesuasi personal, uang, atau cara lainnya) wartawan memuat berita atau informasi yang tidak ada nilai beritanya atau kecil nilai beritanya akan merusak reputasi dan kredibilitas. (Kasus Bina Lingkungan Hidup).

• Lima F: untuk membina hubungan personal yang baik dengan wartawan bisa mengikuti hukum lima F yaitu fast, factual, frank, fair, dan friendly.

• Fast (cepat): Wartawan berkerja dibatasi oleh deadline yang tidak bisa dilewatinya, karena itu hargailah deadlinenya wartawan. Misalnya, jika wartawan menelpon meminta informasi, segeralah mencarikan informasi yang diminta dan mengirimkan kepada wartawan meskipun sudah di luar jam kerja normal. Jika baru besok dijawab permintaan itu sudah terlambat.

• Factual (faktual): Berusahalah faktual (berdasarkan fakta) dan buatlah fakta-fakta itu menarik. Produk jurnalistik dibuat berdasarkan fakta. Wartawan juga menghargai pernyataan yang dramatis, slogan yang kreatif, atau anekdot personal, untuk membantu mengilustrasikan pesan yang ingin disampaikan.

• Frank (berterus-terang): Berterus-teranglah. Jangan pernah memberikan informasi yang salah (informasi mengandung kesalahan, informasi yang membawa ke arah yang salah) kepada wartawan. Berusahalah terbuka sebisa mungkin dan menanggapi pertanyaan mereka dengan berterus-terang. Sejauh ada penjelasanan apa alasannya, kebanyakan wartawan akan bisa mengerti dan menghargai nara sumbernya bahkan jika nara sumbernya tidak bisa menjawab pertanyaannya dengan lengkap atau tidak menjawabnya sama sekali.

• Fair (bebas dari sikap pilih kasih atau interes pribadi atau bias atau curang; sesuai dengan standar atau peraturan yang ada): Organisasi harus fair kepada wartawan jika mereka mengharapkan wartawan juga fair kepada mereka. Mengistimewakan satu media massa terus-menerus, misalnya, bisa membuat wartawan dari media lain merasa tidak dipercaya.

• Friendly (bersahabat): Seperti semua orang juga, wartawan sangat menghargai kebaikan/kesopanan/rasa hormat. Mengingat nama mereka; membaca yang mereka tulis; mendengar apa yang mereka katakan; mengetahui minat mereka; berterima kasih kepada mereka ketika mereka meliput masalah lingkungan

TIPS MEMBINA HUBUNGAN DENGAN WARTAWAN:
• Perhatikan perilaku Anda: hangat, sopan, profesional, dan terbuka. Perlakukan wartawan sebagai rekan kerja. Jika mereka sedikit “garang,” mungkin mereka baru mengalami hari buruk.
• Selalu berkata jujur. Kejujuran akan membuahkan kredibilitas.
• Pastikan informasi yang Anda sampaikan akurat.
• Hargai waktu wartawan, jangan membuang waktu mereka misalnya dengan memberikan informasi yang tidak mereka butuhkan. Ketika menelpon mereka sampaikan inti persoalan/informasi dengan jelas. JANGAN menelpon pada saat mereka sedang menghadapi deadline sekedar menyampaikan informasi (yang Anda anggap penting) yang tidak penting bagi mereka.
• Hargai profesionalisme wartawan dengan tidak “menyuap” (memberi uang dalam amplop), dengan tidak menawarkan uang sebagai hadiah, meremehkan kemampuan wartawan dalam memahami persoalan, atau meremehkan pengetahuan wartawan (meskipun seringkali mereka tidak paham atau kurang pengetahuannya, apalagi mengenai persoalan lingkungan hidup).
• Jangan membuat penghargaan jurnalistik palsu (ada maksud tertentu di balik pemberian penghargaan itu).
• Wartawan bukanlah “cheerleader” atau “advocate” untuk isu yang Anda sampaikan. Jadi hargailah ketika mereka mengatakan berita atau informasi yang Anda sampaikan tidak bisa dimuat/disiarkan. Bukan Anda yang ditolak tetapi ide cerita Anda yang ditolak.
• Jadilah nara sumber yang baik bagi wartawan, bukan seseorang yang hanya ingin mengambil keuntungan dari wartawan saja. Konsekuensinya, Anda harus siap dihubungi kapan saja, di mana saja.
• Jadikanlah Anda mudah dihubungi wartawan. Berikan nomor telpon rumah atau ponsel.
• Seorang komunikator atau media relation yang baik melihat dirinya sebagai sumber berita dan informasi yang bekerja dengan wartawan untuk mengisi halaman dan waktu mereka yang berharga.
• Kenali dulu medianya dan wartawannya sebelum Anda menghubunginya. Apakah Anda pernah membaca terbitan mereka atau melihat program mereka? Apakah Anda tahu beat atau bidang editor atau repoter yang akan dihubungi? Apakah Anda sudah membaca tulisannya?
• Personalize. Jika mengirim dokumen atau surat atau informasi, usahakan menyampaikannya secara personal. Jangan mengirim undangan fotokopian dengan alamat umum tetapi kirim dengan nama dan alamat si wartawan.
• Membangun hubungan baik dengan wartawan bukanlah untuk mendapatkan keuntungan sesaat tetapi adalah investasi jangka panjang. Manfaatnya baru dirasakan ketika waktu berjalan cukup lama.
• Akan lebih baik Anda mengenal wartawan secara dekat dan personal(one-to-one basis) karena Anda akan lebih bisa memahami dan dipahami.
• Selalu siap. Anda harus selalu siap mengatakan pendapat mengenai satu persoalan. Karena itu di semua pesan mendasar harus selalu ada di kepala Anda. Wartawan tidak suka mendengar jawaban, “Saya akan telpon kembali 20 menit lagi,” karena mereka tidak punya cukup waktu ketika sedang menghadapai deadline.
• Reputasi Anda menjadi baik atau malah buruk tergantung dari akurasi informasi yang Anda berikan kepada wartawan. Jangan pernah memberikan informasi yang tidak akurat atau membingungkan atau menimbulkan pertanyaan.
• Jika Anda sekedar menyampaikan rumor (sesuatu yang belum tentu benar) atau gosip berterus-teranglah kepada mereka.
• Meskipun demikian, bukan berarti Anda akan selalu bisa menjawab pertanyaan wartawan setiap saat, terutama ketika menyangkut aspek teknis dan data. Jika Anda tidak tahu jawab saja, “Saya tidak tahu mengenai informasi itu. Saya akan coba carikan dan berikan pada Anda. Kapan deadline-nya?”Kemudian, jika informasi sudah didapatkan, segeralah kembali kepada wartawan tepat waktu (sebelum deadline). Mereka akan menghargai jika Anda membutuhkan sedikit waktu untuk mencarikan sepotong informasi penting itu.
• Jika wartawan menghubungi Anda dan menanyakan pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan organisasi Anda atau bidang Anda, Anda tetap harus tetap mencoba membantu meeka mencarikan nara sumbernya yang tepat. Tawarkan rekan Anda dari organisasi lain (berikan nama, nomor kontak) yang lebih memahami persoalan yang ditanyakan mereka. Meskipun nama organisasi Anda tidak akan ada dalam laporan mereka kemudian, tetapi Anda akan dikenal sebagai nara sumber yang sangat membantu dan memiliki banyak jaringan nara sumber. Kemungkinan mereka akan menghubungi Anda lagi lain waktu.
• Jangan merasa menjadi orang penting atau dengan menghubungi/menelpon wartawan hanya untuk dikutip. Kadang-kadang Anda jadi nara sumber utama satu cerita dan tetap tidak akan dikutip. Memang bisa membuat frustasi. Ingat wartawan tidak suka dan akan mengingat nara sumber yang sering mengeluh karena tidak dikutip. Tetaplah jadilah nara sumber meskipun Anda kemungkinan tidak akan da di dalam cerita itu. Mungkin lain waktu Anda akan dikutip.
• Jangan mengganggu wartawan atau mengeluh terus-menerus atau sering- sering mengenai siaran pers. Banyak wartawan tidak suka ketika ditelpon nara sumber mengatakan, “Apakah Anda menerima siaran pers saya?” Wartawan tidak memiliki cukup waktu untuk menelpon kembali semua orang sekedar menyampaikan sudah menerima siaran pers mereka atau belum.
• Jangan berlebihan. Tidak setiap cerita yang coba Anda sampaikan kepada wartawan itu memang sangat penting. Wartawan terutama mencari fakta (bukan melulu opini), mencari kutipan untuk menunjukkan sesuatu yang penting atau kontroversi. Mereka tidak perlu kutipan yang berapi-api (padahal mengenai sesuai yang biasa-biasa saja), mereka tidak mencari kutipan seperti pidato penerima Oscar. Berikan kutipan yang wajar, sederhana, tapi mengena.
• Eksklusif. Memberikan informasi/berita eksklusif hanya untuk satu media bisa menimbulkan hal positif dan negatif. Informasi/berita jika diberikan eksklusifpada media yang pas bisa sehingga menjadi cerita yang mendalam bisa menghasilkan liputan dari media lainnya selain Anda membangun hubungan yang lebih kuat dengan wartawan itu. Tetapi, bersiaplah mendapat protes dari wartawan yang tidak mendapatkan informasi itu. Baik-baik saja menanggapi protes itu, lain kali berikan informasi lain untuk mereka. (Catatan: jangan pernah memberikan informasi/berita eksklusif kepada wartawan yang kemudian memberikannya kepada wartawan lain. Jika ingin memberikan sesuatu yang sangat eksklusif berikanlah kepada wartawan dari media yang memiliki pembaca/ pemirsa paling banyak).


[+/-] Selengkapnya...

Jumat, 20 Juni 2008

KENANGAN HARI BURUH 2008

Peringatan hari buruh tahun 2008, sangat kaya dengan tuntutan, tetapi sepi dengan entusiasme. Mungkin karena peringatan hari buruh tahun ini, bertepatan dengan hari libur nasional, dalam rangka hari kenaikan Isa Almasih.

[+/-] Selengkapnya...

ARTI LOGO ISBS

ISBS memiliki lambang yang memuat beberapa gambar yang berarti :

              • Gerigi, yang melambangkan Pekerja (Buruh).
              • Pria dan Wanita yang berdiri bergandengan sambil merentangkan tangan, yang melambangkan semangat memperjuangkan solidaritas dan kebebasan Buruh.

[+/-] Selengkapnya...

Template by : kendhin x-template.blogspot.com